UGM Kembangkan Teknologi Baterai Mobil ListrikYOGYAKARTA – Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) RI, Prof. Dr. Gusti Muhammad Hatta, M.S., melakukan sosialisasi ujicoba mobil listrik yang tengah dikembangkan oleh Kemenristek. Sebanyak 4 mobil listrik yang diujicoba, salah satunya bis listrik. Oleh karena itu, ia menggandeng peneliti otomotif dari kalangan Perguruan Tinggi untuk mendukung riset baterai mobil listrik nasional. Rektor UGM Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., dalam kesempatan tersebut mengatakan UGM saat ini tengah mengembangkan riset mengenai teknologi baterai untuk memnuhi kebutuhan mobil listrik nasional. Pratikno menegaskan, penelitian tentang baterai mobil listrik ini sudah memasuki tahap akhir penelitian, rencananya pada tahun 2014, UGM akan meluncurkan teknologi baterai mobil listrik buatan peneliti UGM tersebut.
Menakar Masa Depan Industri Nikel Laterit sebagai Bahan Baku Teknologi Baterai Mobil Listrik di Indonesia
Identifikasi Zona Kaya Kobalt Pada Cebakan Nikel Laterit Di Indonesia. Indonesian Mining Professionals Journal, 2(2), 75-84. Global trends and environmental issues in nickel mining: Sulfides versus laterites. Analisis Dampak Investasi Terhadap Perekonomian Daerah: Studi Kasus Investasi Pertambangan Mineral Logam Provinsi Papua. Indonesian Mining Professionals Journal, 2(1), 11-28.
Perkembangan Teknologi Baterai Kendaraan Listrik Sangat Cepat Kerja Holding Sangat Lambat
Sementara itu, perkembangan industri proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi di dalam negeri masih belum optimal. “Mengenai pengembangan baterai kendaraan listrik perkembangan terbarunya sangat cepat,” kata Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso saat rapat dengar pendapat [RDP] dengan Komisi VII DPR, Kamis (2/6/2022). Hendi mengatakan holding-nya bakal terus mengamati arah perkembangan industri batu baterai kendaraan listrik dunia untuk menyesuaikan dengan rencana kerja hilirisasi nikel yang menjadi bahan baku utama dari dalam negeri. Baca Juga : Pengembangan Baterai Mobil Listrik ANTM dan Magnet Insentif Pemerintah“Kami akan memperhatikan pengembangan teknologinya, sehingga kita harus jeli tidak ketinggalan dalam pengembangan baterai kendaraan listrik dan jenis-jenisnya,” kata dia. Maksudnya, kebutuhan untuk bahan baku baterai kendaraan listrik untuk mobil pabrikan Tesla sudah dipasok lewat LFP tersebut.
IBC Kembangkan Teknologi Baterai Kendaraan Listrik Tanpa Lithium
Indonesia Battery Corporation (IBC) atau PT Industri Baterai Indonesia (IBI) mengatakan masih ada sejumlah kendala dalam pembangunan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air. Direktur Utama IBC, Toto Nugroho, mengatakan pemerintah masih harus mengimpor dua komoditas tambang bahan baku utama baterai kendaraan listrik berupa lithium dan graphite. Meski begitu, Toto mengatakan IBC mengupayakan pengembangan teknologi pembuatan baterai tanpa menggunakan lithium. “CATL menguasai 80% pasar kendaraan listrik di Cina. Selain diperuntukkan untuk kendaraan listrik, produksi baterai juga akan difungsikan sebagai penyimpanan energi untuk PLN.
Teknologi Mobil Listrik Baterai Aluminum Ion Gantikan Lithium Ion
GridOto – Tidak hanya baterai solid state, teknologi mobil listrik yang saat ini dikembangkan adalah baterai Aluminum-ion. Baterai Aluminum-ion adalah salah satu alternatif dari baterai Lithium-ion yang digunakan di mobil listrik terkini. Secara kinerja, baterai Aluminum-ion dan baterai Lithium-ion memiliki cara kerja yang mirip yaitu menggunakan elektroda dan elektrolit cair. Baca Juga: Mengenal Baterai Solid-State, Teknologi Mobil Listrik Masa DepanTak hanya soal bahan baku, baterai Aluminum-ion juga memiliki performa baterai yang cukup menjanjikan. Melansir dari InsideEVs, Graphene Manufacturing Group (GMG) dan University of Queensland merilis hasil uji coba dari baterai Aluminum-ion Graphene miliknya.