Jakarta – Bagi kalangan first buyer yang ingin kelihatan wah, umumnya lebih memilih sedan ketimbang hatchback. Dengan rentang harga bekas di bawah Rp100 juta, ada Honda City GD8 yang merupakan versi sedan dari Honda Jazz. Dengan harga yang terjangkau dan desain stylish, sebaiknya kita ketahui terlebih dahulu kelemahan Honda City bekas sebelum meminangnya.
Honda City GD8 mempunyai kabin yang besar tapi menggunakan bonnet yang kecil dan pendek. Alhasil, interiornya jadi terasa lega dan luas banget. Sedan kompak ini headroom dan legroom-nya luas hingga bagian belakang. Mobil ini memiliki dimensi kabin dan bagasi yang luas karena menggantikan Civic yang naik kelas.
Honda City generasi ini memang kontroversial, karena mengambil platform dari hatchback Honda Jazz membuat tampang Honda City ini agak aneh. Desainnya seperti hatchback yang dipaksakan menjadi sedan. Dengan model seperti ini membuat visibilitas ke depan terlihat luas karena bonnet yang rendah serta bagasi belakang yang sangat luas.
City dengan varian i-DSI atau batch awal saat itu dibekali mesin L15A 4 silinder SOHC 16 valve dengan teknologi i-DSI di mana setiap silinder memiliki 2 buah busi. Fitur yang diusung City GD8 terbilang standar untuk pasar Indonesia saat itu dengan AC dengan heater, electronic power steering dengan tambahan tilt steering, power window, defogger, 4 speaker, CD dan casette player dari Kenwood. Untuk penyimpanan barang, terdapat jok model ultra seat yang mampu dikondisikan untuk dilipat sesuai peruntukan.
Saat itu, Honda meluncurkan City GD8 bermesin i-DSI sebagai sedan untuk penggunaan harian. Konsumsi bahan bakarnya tergolong irit, untuk versi i-DSI bisa mencapai 1:20 di tol dengan kecepatan konstan 80 km/jam. Mesin L-Series ini juga tergolong badak bahkan untuk terus disiksa di putaran atas.
Honda City GD8 dengan karakternya yang fungsional dengan desain modis, lebih cocok untuk digunakan oleh kalangan muda yang energik serta ingin selalu tampil trendi. Selain itu karakter mesinnya irit, sangat cocok untuk digunakan sebagai mobil harian dalam kota yang penuh dengan kemacetan.
Kelemahan Honda City, Transmisi Metik Sering Rewel
Kelemahan Honda City GD8 matik yaitu pada perawatan transmisi otomatisnya. Pada awal kemunculannya, transmisi CVT yang juga digunakan pada Honda Jazz ini termasuk aneh dan membingungkan soal perawatannya.
Tak jarang pemilik pertamanya mengabaikan perawatannya, mereka juga mengganti oli matiknya dengan oli ATF biasa. Perbedaan jenis pelumas inilah yang membuat transmisi otomatisnya jebol. Untuk melakukan perawatan rutin di bagian transmisi CVT, perawatannya memang cukup mahal.
Kelemahan lain yang sering dikeluhkan oleh pengguna Honda City GD8 ini dari sisi transmisi yaitu ketika dipindah ke posisi mundur. Saat mobil akan mundur, maka ada gejala ‘ngejeduk’ atau ‘lompat’
Padahal, performa sistem transmisi otomatis CVT milik City GD8 ini sangat halus dan responsif. Pengoperasiannya pun dapat dilakukan dengan mudah melalui paddle shift yang terdapat di setir hingga 7-percepatan. Setting perpindahan gigi otomatisnya terbilang cukup rapat, mirip dengan transmisi manual menggunakan close ratio.
Selain itu, mesin i-DSI milik City GD8 ini tenaganya paling kecil, yaitu 87 hp dan kalah dibanding Baleno Next-G dan Toyota Vios. Sebagai kompensasi tenaga yang kecil, maka output torsinya diatur pada putaran rendah seperti mesin diesel, 13,1 kgm pada putaran mesin 2.700 rpm.
Sementara itu, mobil bermesin bensin sejenis, baru mencapai torsi pada putaran mesin di 5.000 – 6.000 rpm. Dengan torsi yang sangat besar sejak putaran bawah, karakter mesin i-DSI milik Citu GD8 hanya mampu ditandingi oleh mobil bermesin diesel saja.
Honda City Keluaran Awal Minim Fitur
Berdasarkan pemilik City i-DSI dari forum otomotif Seraya Motor, mereka menyayangkan strategi marketing Honda yang menganaktirikan varian tersebut. Opsi yang lebih lengkap hanya tersedia pada City bermesin VTEC.
City i-DSI tidak mendapat wood panel di interior, lalu rem cakram belakang karena tipe ini masih tromol. Fitur keselamatannya pada versi 2003 belum terdapat ABS dan Airbag karena fitur ini baru muncul di tahun 2004.
Beda dari City SX8, generasi City GD8 ini memakai kaki-kaki serupa Honda Freed. Kelemahan yang muncul juga mirip yaitu ada suara “gruduk-gruduk” di jalan berlubang. Disinyalir, suara ini muncul dari support shock yang sudah kena atau mengalami kerusakan.
Ketidaknyamanan juga muncul saat berkendara, karena pilar A cukup tebal. Bagi sebagian orang, hal ini mengganggu karena membuat blind spot yang semakin besar saat melihat ke samping.
Nah, itulah kira-kira kelemahan dari Honda City GD8 yang perlu kalian ketahui sebelum membeli sedan kompak ini. Sekarang kita bahas kelebihan sedan yang menjadi saudara kandung Honda Jazz tersebut.
Keunggulan Honda City GD8, Sedan Kompak dengan Kabin Luas
Honda sejak lama terkenal sebagai pabrikan mobil yang piawai dalam optimalisasi ruang. Hasilnya, banyak mobil yang mereka produksi punya kabin dan bagasi lega meskipun secara dimensi cukup kompak. salah satu kelebihan utama City GD8 adalah bagasinya kelewat gede.
Volume tanpa perlu melipat kursi sekitar 500 literan karena desain bagasinya dalem dan lumayan lebar. Jika membutuhkan ruang ekstra untuk barang, jok ultra seat di baris kedua bisa dilipat dan memungkinkan untuk menambah ruang barang di bangku belakang.
Kelebihan Honda City ada pada desainnya dengan bonnet yang rendah serta bagasi belakang yang sangat luas. Dengan model seperti ini membuat visibilitas kedepan terlihat luas walau pilar A nya terasa sangat mengganggu. Untuk varian VTEC, fitur dari City i-DSI 2004 dengan ABS dan Airbag juga diberi tambahan fitur electric folding mirror lalu head unit 2DIN.
Mesin Iritnya Kebangetan
Bicara soal keunggulan mesin, kita perlu menyinggung kinerja teknologi i-DSI (Intelligent Dual and Sequential Ignition), karena mempunyai karakter tenaga yang mirip seperti mesin diesel. Mesin ini terkenal irit dan bandel, dan konsumsi bahan bakar mencapai 20 kilometer per liter.
Sempat dijelaskan di atas, torsi mesin i-DSI galak di putaran bawah. Melihat spesifikasinya, torsi sebesar 13,1 kgm pada putaran mesin 2.700 rpm. Sementara itu, mesin bensin biasa torsinya baru keluar pada putaran mesin di 5.000 – 6.000 rpm.
Mesin i-DSI ini memakai SOHC 8 katup sehingga membuatnya tampak lebih sederhana. Proses pembakaran pada tiap silinder didukung oleh 2 buah busi yang memercik secara sekuensial. Percikan busi pertama akan dilanjutkan dengan busi kedua yang telah diatur oleh komputer. Tujuannya, membuat nyala busi menjadi lebih lama.
Karakter mesin i-DSI ini ketika mengurangi gas, mobil masih dapat meluncur mulus selama beberapa saat. Putaran mesinnya seakan-akan tidak berkurang sedikit pun. Sisa campuran antara bensin dan udara yang masih belum seluruhnya terbakar setelah percikan busi pertama lalu terbakar tuntas ketika percikan kedua.
Berdasarkan pengukuran, konsumsi bahan bakarnya terbilang sangat irit, bahkan bisa mencapai 1 liter untuk 21 kilometer. Ini bisa tercapai hanya dengan berkendara konstan di kecepatan 80 km/jam. Untuk ukuran mesin 1.5 liter, angka segitu bahkan mampu menyamai konsumsi LCGC.
Penulis: Yongki Sanjaya
Editor: Dimas
Baca Juga:
Otoseken.id - Honda City jadi mobil sedan kompak dengan sejarah panjang di Indonesia.
Honda City produksi tahun 2003 hingga 2007 merupakan City generasi keempat yang diperkenalkan oleh PT. Honda Prospect Motor (HPM) selaku agen pemegang merek Honda Indonesia.
Kala itu Honda City berhadapan dengan Suzuki Baleno yang terlebih dahulu hadir, Kemudian diramaikan pula dengan Toyota Vios di kelas sedan berukuran kompak.
Dibandingkan dengan Toyota Vios, Honda City generasi keempat ini punya demensi bodi yang cukup tinggi namun tetap terlihat kompak, sedan kompak ini berbagi platform yang sama dengan Honda Jazz.
Interior Honda City Generasi Keempat
Baca Juga: Honda Airwave Pakai Mesin yang Sama dengan City dan Jazz, Spare part Bisa Kawin Silang?
Begitupun dengan desain interior dan fitur yang ditawarkan lebih mewah dari kompotitornya.
Nah bagi Anda yang tertarik membeli Honda City generasi keempat keluaran 2003-2007, ada beberapa perhatian khusus.
1. Power Window
Yang pertama ada di power window, problem power window sering terjadi di Honda City generasi keempat ini, lantaran kotoran di lis karet kaca serta sistem pengaman tangan terjepit.
Lakukan pembersihan atau lumasi dengan cairan silikon untuk memudahkan proses turun naik kaca, atau jika perlu perbesar gap lis karet agar proses buka-tutup kaca lebih lancar.
Jakarta – Honda City generasi keempat atau dengan kode bodi GD8 masih cukup banyak dicari. Salah satu alasan masyarakat Indonesia banyak memburu mobil ini karena punya konsumsi BBM cukup irit.
Selain punya konsumsi BBM irit, Honda City ini juga sebenarnya punya kenyamanan yang cukup baik. Walaupun usianya sudah berumur, tapi kualitas mobil ini masih sangat oke untuk dijadikan mobil harian.
Tidak heran kalau mobil ini sekarang cukup diminati banyak orang karena harganya yang sudah murah. Di pasaran, Honda City GD8 dibanderol di bawah Rp100 juta. Bahkan pasarannya mencapai Rp60 jutaan sampai Rp80 jutaan.
Tapi, bagi pembeli mobil bekas sebaiknya dipahami dulu kekurangan dari Honda City ini. Karena mobil ini punya beberapa masalah klasik yang cukup sering ditemui.
Sebelum membahas kekurangannya, ada baiknya membahas kelebihan dari mobil ini. Kira-kira, apa saja kelebihan dari Honda City ini?
Pengapian Pakai 2 Busi
Banyak yang belum tau kalau Honda City ini pakai pengapian 2 busi. Sebenarnya hal ini sudah terlihat dari singkatan I-DSI itu sendiri. Sayang, tidak banyak orang tahu soal ini.
I-DSI ini sendiri punya arti Intelligent Dual and Sequential Ignition. Proses pembakaran pada silinder mobil ini dibuat dari 2 buah busi yang diposisikan sekuensial.
Secara prinsip, busi pertama bekerja lalu dilanjutkan dengan busi kedua. Hal ini berpengaruh pada pembakaran yang lebih sempurna dan gas buangnya juga lebih bersih.
Torsi Mesin Besar
Sekadar info, Honda City GD8 ini sebenarnya punya tenaga mesin yang paling kecil dibanding kompetitornya. Tapi, tenaga mesinnya bisa dibilang paling fun to drive karena bisa mengeluarkan tenaga instan.
Hal ini dikarenakan pembakaran 2 busi tadi yang membuat laju mobil menjadi lebih nikmat. Kalau mobil lain torsi puncaknya ada di 4.000 rpm sampai 6.000 rpm, nah si Honda City ini cukup di angka 2.700 rpm aja.
Secara prinsip, torsi instan yang dihasilkan sama Honda City I-DSI ini seperti mesin Diesel. Memang, sangat tidak sepadan menyamakan mesin bensin dengan mesin Diesel.
Ini hanyalah perumpamaan saja. Buat anak muda atau mereka yang suka sedikit liar kebut-kebutan, mobil ini cocok banget buat diajak ngebut.
Konsumsi BBM Super Irit
Buat anak muda atau anak kuliahan, rasanya mobil ini cocok banget buat dijadikan mobil harian. Konsumsi bahan bakar dari Honda City GD8 ini benar-benar irit. Iritnya kebangetan bos.
Untuk transmisi otomatis yang biasanya lebih boros, ternyata enggak berlaku di mobil ini. Karena mobil ini dengan transmisi otomatisnya bisa mencatatkan 1 banding 21 km per liter.
Kalau di rata-ratakan dalam kota konsumsi bahan bakarnya bisa di angka 1 banding 15 sampai 18 km per liter. Tidak percaya? Tanya saja sama para pemakai City ini.
Lalu buat transmisi manual, mobil ini nggak beda jauh kok konsumsi bbmnya. Alias beda-beda tipis lah sama versi otomatis. Lebih irit versi manual sedikit kok, enggak terlalu banyak bedanya.
Di luar semua itu, Honda City ini punya sedikit masalah klasik yang sering ditemui. Biasanya masalah klasik ini ada di bagian transmisi.
Transmisi Otomatis Honda City Bermasalah
Di sisi lain, transmisi otomatis ini punya kelebihan dan kekurangan yang bersamaan. Kelebihannya adalah transmisi otomatis ini punya rasio yang pendek-pendek dan padat.
Makanya nggak salah kalau mobil ini enak banget diajak ugal. Di sisi lain, kekurangan transmisi ini biasanya cukup rewel. Ini diakibatkan oleh salahnya perawatan pada pemilik sebelumnya.
Tak jarang pemilik mobil sebelumnya mengabaikan perawatannya, mereka juga mengganti oli matiknya dengan oli ATF biasa. Perbedaan jenis pelumas inilah yang membuat transmisi otomatisnya jebol.
Seharusnya, pakai oli transmisi yang disarankan atau direkomendasikan oleh pabrik. Karena setiap mobil biasanya punya standarisasi oli transmisi yang berbeda-beda.
Kaki-kaki Bunyi
Kalau soal kaki-kaki, hampir semua mobil Honda berpenggerak roda depan memiliki penyakit klasik di bagian kaki-kaki. Enggak heran kalau kaki-kaki depan Honda City ini salah satu yang lumayan rewel.
Buat pemilik Honda Jazz, rasanya masalah klasik ini sudah menjadi makanan yang lumrah. Karena Honda City ini berbagi platform dengan Honda Jazz. Maka masalah klasiknya pun bisa dipastikan hampir sama.
Kalau membeli mobil bekas, agar makin nyaman dan enak remajakanlah kaki-kaki. Biasanya rusaknya kaki-kaki karena umur dan cara berkendara yang sembrono oleh pemilik sebelumnya.
Pilar A Besar
Ketidaknyamanan juga muncul saat berkendara, karena pilar A cukup tebal. Bagi sebagian orang, hal ini mengganggu karena membuat blind spot yang semakin besar saat melihat ke samping.
Ini sebenarnya bukan masalah klasik, tapi lebih kepada desain yang diberikan oleh pabrik. Bagian pilar A dirasa cukup mengurangi visibilitas pengendara ke arah depan dan samping.
Penulis: Rizen
Editor: Lesmana