GridOto.com – Mazda Biante bekas saat ini harganya sudah relatif terjangkau di pasaran, yakni mulai Rp 105 jutaan tergantung kondisi masing-masing unit.
Namun, sebelum memboyong Mazda Biante sobat harus mengetahui dulu apa penyakit yang sering menghampiri high MPV ini serta biaya perbaikannya.
Dengan begitu, sobat bisa memiliki gambaran terkait berapa budget yang harus dikeluarkan untuk memperbaiki masalah tersebut.
Menurut Agung Rinaldi, Owner bengkel spesialis Mazda, Rayna Motor Depok, masalah paling umum pada Mazda Biante adalah kerusakan di bagian sokbreker depan.
“Masalahnya tuh di suspensi bagian depan. Kenapa? karena bobot kendaraannya kan berat, lalu mesin juga penggerak roda depan, jadi beban banyak bertumpu di bagian depan,” jelas Agung kepada GridOto.com, Jumat (18/2/2022).
Ia menambahkan, kerusakan sokbreker bagian depan Mazda Biante biasanya terjadi saat usia pemakaian tiga atau empat tahun.
Mantan kepala mekanik di salah satu dealer resmi Mazda ini mengatakan, ciri-ciri sokbreker yang mulai bermasalah dapat dirasakan saat mobil tengah berjalan.
Ilustrasi sokbreker depan Mazda Biante
“Biasanya saat dipakai jalan ada bunyi atau saat belok patah juga bunyi. Lalu saat jalan juga limbung lari ke kanan dan ke kiri tergantung sisi mana yang suspensinya mulai lemah,” tukasnya.
Jika ada masalah seperti ini, Rayna Motor Depok menawarkan dua opsi bagi konsumen yakni mereparasi sokbrekernya, atau mengganti dengan komponen baru.
Otoseken.id – Mazda Biante merupakan salah satu High MPV yang cukup populer di Indonesia.
Harga pasaran yang kini sudah relatif lebih murah ketimbang harga barunya jadi salah satu daya tarik Biante.
Selain itu, Biante diklaim minim keluhan meski saat ini sudah berusia hampir 7 tahun.
Hal ini diungkap oleh Lucky Lukman, Branch Manager dealer Mazda Nusantara di kawasan BSD City, Tangerang Selatan.
“Biante keluaran pertama hadir 2012, sampai saat ini belum ada yang laporan kenapa-kenapa atau bermasalah karena sesuatu sih,” ujarnya beberapa waktu yang lalu.
(Baca Juga : Jangan Tunggu Slang Ini Robek, Kalau Mau Komponen Lain Awet )
Bahkan Lucky juga kerap menggunakan Biante untuk kegiatan sehari-hari.
“Mobilnya masih nyaman dan tergolong minim keluhan, usianya sih relatif masih muda jadi belum perlu banyak penggantian spare part,” imbuhnya.
Meski begitu, menurutnya sebelum mengincar Biante bekas ada baiknya perhatikan beberapa hal ini.
Pertama soal kesehatan mesin, yang mudah diketahui lewat hasil uji emisi sebelum melakukan servis.
“Cek mesin paling gampang lewat ujit emisi, kalau CO-nya tinggi artinya mobil ini sering minum Premium,” kata Lucky.
Biante ini membawa cita rasa khas Japanese Domestic Market alias JDM yang desainnya berani dan atraktif. Sebelum jauh membahas hal tersebut, kita bandingkan dulu kisaran harga Biante bekas ini. Di pasaran, harga Biante dijual mulai dari Rp130 jutaan untuk tipe standar hingga Rp230jutaan untuk tipe Skyactiv. Harga tipe standar kurang lebih mirip dengan harga mobil LCGC.
Agak disayangkan karena perjalanan Mazda Biante pada segmen High MPV di Indonesia, memang cukup singkat yaitu dari 2012 sampai tahun 2018. Kini Biante hanya tersedia unit bekasnya saja di pasaran.
Nama Mazda Biante mungkin tidak setenar Toyota Voxy , Alphard, atau Nissan Serena . Padahal MPV boxy ini hadir dengan fitur yang cukup komplit, serupa dengan unit yang dijual di Jepang. Setelah berusia hampir satu dekade, apakah Mazda Biante bekas ini tetap menarik untuk dibeli?
Biante saat ini memiliki dua varian, satu varian adalah Biante dan satu varian lagi adalah Biante Skyactiv. Desainnya agresif dengan banyak garis tegas yang mengalir sesuai bahasa desain Nagare.
Bahasa desain Nagare sudah ditinggalkan oleh Mazda untuk lini produk mereka. Saat ini, desain yang diterapkan pada mobil-mobil baru Mazda adalah KODO. Desainnya tidak berlebihan, dengan spoiler tipis yang membuat sisi belakang terkesan luas.
Mazda Biante direkomendasikan bagi yang mengincar kenyamanan dan kabin yang lapang. Harga terjangkau, mesin bandel, desain mewah, kabin lega, tapi bagaimana soal kelemahan yang ada di Mazda Biante bekas? Mari kita bahas lebih mendalam.
Mazda Biante Bekas, Harga Lebih Murah Tapi Hampir Semewah Toyota Alphard
Mundur ke belakang, Mazda Biante ini sebenarnya adalah penerus dari E2000 yang pernah populer di penghujung dekade 1990-an. Pada tahun 2008 Mazda merilis Biante untuk Jepang. Menggunakan konfigurasi yang sama dengan generasi E2000 (8-seaters, FWD, 2xxx displacement), tetapi dengan platform yang baru.
Tak berlebihan juga kalau kita membandingkan kenyamanan dan kemewahan Biante ini tak kalah daripada Toyota Alphard di tahun yang sama. Pasalnya, Biante bekas dijual dengan harga yang lebih terjangkau.
Desainnya masih cukup modern, terutama pada kaca samping yang terlihat sangat luas. Biante ini seakan-akan nggak memiliki pilar kalau dilihat dari jauh, atap dan body seakan hanya dipisah oleh kaca.
Ini karena pilar samping menganut konsep blackout, atau hitam pekat seperti kaca. Pilar A contohnya, ukuran kacanya lebar di dan langsung menyambung ke headlamp. Konsep Nagare ini membuat desain airscoop di bumper seperti tersenyum lebar, lebih manis karena tidak melengkung ke atas seperti Yaris.
Mazda Biante, Nyaman Buat Pengemudi dan Penumpang
Dalam jajaran mobil Mazda, Biante ini lebih condong ke sisi kenyamanan dibanding performa. Bagian kaki-kaki yang cukup kokoh juga jadi salah satu kelebihan Mazda Biante. Kelemahannya sebatas shockbreaker yang mulai lemah karena usia pakai.
Posisi duduk di kursi pengemudi cukup tinggi, ditunjang kaca windshield besar dan leluasa terutama ketika melihat ke spion. Desain ceiling yang tinggi bikin kita seperti supir bus. Setir yang pas tidak terlalu berat atau terlalu ringan.
Ini juga didukung oleh suspensinya yang juga cukup empuk dibanding Mazda 6, CX-5, Mazda 5, apalagi MX-5. Karakter limbung tak separah jika dibandingkan Toyota NAV1 atau Alphard (2015).
Dengan harga yang terjangkau, kita sebagai pembeli Biante mendapat fitur yang memadai seperti GPS entertainment buatan Alphine, termasuk di dalamnya monitor TV 10 inch. Pencahayaan mobil ini juga cukup modern karena telah didukung Xenon HID Lamp di depan dan LED di lampu belakang.
Dari sisi convenient, ada tambahan Nano Filter di AC, seperti Plasmacluster. Semakin asyik dan sehat di tengah kondisi yang kurang sehat seperti sekarang ini.
Hal menarik lainnya yaitu semua kursi dari mobil ini bersifat ultra-seat. Banyak konfigurasi kursi yang bisa diatur, dan kursi baris kedua dan ketiganya bisa di recline sesuka hati. Ini karena rel keduanya menyatu sepanjang 2/3 panjang kendaraan.
Kelemahan Mazda Biante Bekas, Fitur Mewahnya Kurang Melimpah
Istilah rego gowo rupo atau ada harga ada rupa jelas berlaku dimanapun, termasuk saat kita memilih sebuah mobil. Kasta Mazda Biante ini sejatinya masih di bawah Toyota Alphard sehingga fiturnya juga tak semewah MPV flagship Toyota tersebut.
Dikutip dari forum Seraya Motor, ketiadaan panoramic roof juga membuat bagian atasnya terlihat plain. Hal lainnya yang membuat Biante jadi terasa hambar ialah fiturnya yang serba nanggung.
Misalnya saja, Biante sudah keyless tetapi gak ada tombol ignition. Selain itu, interiornya minim soft touch karena masih banyak panel plastik kerasnya. Rel kursi juga harus ditutup karpet tambahan supaya tidak terlihat seperti lantai bus.
Desain interior dan dashboard cukup kontras dengan eksteriornya, boring, terasa out-dated, dan nggak mewah. Tidak ada aksen kemewahan seperti panel krom atau wood panel. Cuma dashboard biasa yang memperlihatkan bahan plastik.
Selain itu, parking brake masih manual yang posisinya di kaki dan bukan yang tombol elektrik, sehingga menganggu kenyamanan berkendara bagi yang tidak terbiasa. Untuk kalian yang terbiasa bawa mobil Eropa keluaran 90-an mungkin terbiasa dengan parking brake seperti ini.
Kesimpulan
Kalau kalian sedang berburu mobil keluarga kondisi bekas pakai, Biante ini perlu masuk daftar incaran sebagai alternatif dari Toyota Kijang Innova bensin. Sebab, Biante lebih berkelas dan luas interiornya.
Hal yang patut diingat ialah harga sparepart Mazda jelas cukup mahal dan perlu ditangani oleh bengkel spesialis. Jadi, siapkan budget lebih saat melakukan perawatan rutin.
Otomotifnet.com – Tanuwijaya sempat kaget ketika mengetahui mesin Mazda Biante keluaran 2013 miliknya mengalami oil sludge yang cukup parah.
Gejala awal menurut Tanuwijaya tarikan mobil terasa berat, dan suara mesin terdengar kasar.
Padahal ia selalu melakukan perawatan rutin di bengkel resmi, atau minimal ke Shop & Drive untuk ganti oli.
Dengan kata lain, oli yang digunakan dijamin asli alias bukan oli palsu atau KW.
Baca Juga: Alami Oil Sludge Karena Hal Ini, Pemilik Mazda Biante Jadikan Pelajaran Berharga
Mesin bagian bawah juga sudah banyak sludge yang mengeras, sehingga tak bisa dibersihkan menggunakan teknik engine flushing biasa
“Tapi memang belakang saya ganti olinya suka terlewat waktunya, walau jarak tempuh masih di bawah 10.000 km,” aku pria yang berkantor di kawasan Roxy, Jakarta Barat ini.
Bila anjuran pabrik diganti per 10.000 km atau setiap 6 bulan sekali (mana yang dicapai lebih dulu), ia beberapa kali ganti oli di bulan ke 7 dan 8.
“Jadi waktu teknisi bengkel resmi Mazda infokan ke saya mesti turun mesin untuk bersihkan sludge-nya, saya coba cari alternatif lain,” tuturnya pada Otomotifnet.com di kantornya (15/9/2022).
Ia pun kemudian browsing di internet untuk mencari solusi lain soal permasalahan oil sludge tersebut tanpa harus turun mesin.
Shockbreaker yang rusak, bisa bikin mobil tidak nyaman dan bisa menurunkan harga jualnya. Sebaiknya segera diganti agar harga mobil maksimal.
Shockbreaker adalah salah satu kunci dari faktor vital mobil, yaitu kenyamanan. Kenyamanan mobil adalah hal yang mutlak dari sebuah mobil. Karena dengan kenyamanan yang ekstra, maka pengemudi dan penumpang akan semakin betah saat berkendara. Selain itu tentu mobil dengan kenyaman lebih akan selalu dicari oleh pembeli maupun pedagang. Karena permintaannya yang tinggi, maka harganya bisa menjadi lebih tinggi dan stabil. Sebut saja mobil seperti Toyota Innova, Alphard, Nissan Serena, Mazda Biante, harganya cenderung stabil karena memilki kenyamanan yang baik.
Shockbreaker bocor biasanya terdapat rembesan oli di sekitarnya
Karena kenyamanan memegang peranan penting, maka sektor suspensi wajib diperhatikan. Untuk meningkatkan kenyamanan, maka sistem suspensi wajib diperbaharui jika terdapat sesuatu yang sudah rusak. Karena bagian yang rusak dari sistem suspensi bisa mengganggu kenyamanan berkendara. Beberapa bagian suspensi mobil yang berpengaruh langsung adalah shockbreaker, per mobil, bushing, tie rod, ball joint, dan link stabilizer. Perangkat-perangkat inilah yang menentukan tingkat nyaman dari suaru mobil.
Umumnya, yang paling berat kinerjanya adalah shockbreaker dan per karena tugasnya harus meredam ayunan serta bantingan dari mobil, yang diakibatkan permukaan jalan. Terutama sokbreker, karena perangkat ini harus meredam pergerakan dari per agar tercipta bantingan lembut. Sehingga penumpang tetap nyaman. Jika perangkat ini tidak berfungsi, maka mobil akan terasa memantul ketika melintasi permukaan jalan yang tidak rata. Dan mobil cenderung lebih ambles ketika mengayun karena kurang bisa meredam kejut ketika terjadi ayunan.
Ganti Sokbreker, Jangan Lupa Spooring
Saat ganti sokbreker, sebaiknya sekaligus dengan support mounting
Gejala shockbreaker yang sudah apkir bisa dilihat dari ayunannya. Peredam kejut yang berfungsi optimal, bisa meredam pantulan dari per dengan sempurna. Jika mengayun, maka ayunan hanya sekali saja. Berbeda jika sokbreker sudah mati, maka mobil cenderung mengayun dan memantul 2-3 kali sampai pantulan dari per benar-benar usai. Inilah yang membuat mobil jadi tidak nyaman saat dikendarai.
Selain itu gejala keduanya adalah terlihat oli yang merembes keluar di sekitar shockbreaker. Oli yang merembes menandakan sil sokbreker sudah getas atau bocor. Sehingga sifat fiuida oli yang sejatinya ditugaskan membantu peredaman, malah jadi tidak berfungsi. Sekalipun shockbreaker sudah mengadopsi jenis gas, namun tetap ada kandungan oli di dalam tabung sokbreker. Tujuannya untuk membantu kinerja peredaman.
Spooring berguna untuk menyelaraskan kembali derajat roda mobil Anda
Karena itu sebaiknya Anda segera ganti keempat sokbreker Anda agar lebih nyaman dalam perjalanan. Saat mengganti shockbreaker, sebaiknya berikut dengan support mounting yang terletak pada bagian atas. Sertakan juga stopper agar lebih meringankan kinerja shockbreaker saat sedang posisi mengayun ke bawah. Dengan pergantian seperangkat komponen ini, dipastikan mobil akan menjadi lebih nyaman bantinganya.
Selain itu harga jual mobil juga pasti bisa lebih tinggi dibandingkan mobil yang shockbreaker-nya mati. Karena mobil jadi lebih terlihat segar dan nyaman. Oh iya, setelah ganti sokbreker, pastikan Anda juga melakukan spooring pada mobil Anda. Hal ini karena saat sokbreker dibongkar, sudut-sudut keselarasan roda bakal berubah semua. Bisa saja setelah ganti shockbreaker mobil Anda jadi terasa buang kanan atau kiri, atau setir jadi tidak lurus. Sehingga spooring menjadi langkah selanjutnya agar kenyamanan tetap terjaga.