JAKARTA— Siapa tak kenal Mitsubishi Colt L300? Mobil niaga ringan ini masuk Indonesia selama hampir empat puluh tahun. Mobil berdesain sederhana ini dikenal sangat tangguh, baik mesin maupun sistem suspensinya.
Karena itu penjualan L300 tak pernah surut meskipun desainnya begitu-gitu saja. Desain memang bukan pertimbangan utama untuk mobil niaga (angkutan barang). Sebab percuma desain bagus tapi tak kuat mengangkut bahan bangunan di jalan tanjakan, umpamanya.
Bagaimana kiprah Mitsubishi Colt L300 di Indonesia, silakan simak sejarahnya:
1. Pertama kali L300 hanya satu varian bensin
Mitsubishi Colt L300 pertama kali diperkenalkan di Jepang pada 1979. Dua tahun kemudian baru Colt L300 resmi hadir di Indonesia. Pada saat itu hanya ada satu varian L300, yaitu varian bensin 1,4 liter. Mitsubishi mempertahankan varian ini selama 3 tahun lamanya.
2. Munculnya varian diesel pada L300
Colt L300 1,6 liter dengan kode mesin 4G32 muncul pada 1984. Varian Colt L300 ini mampu menyemburkan tenaga hingga 72 PS di putaran 5.000 rpm dan torsi maksimumnya 127 Nm pada 3.000 rpm. Bahkan pada tahun yang sama, Mitsubishi mengeluarkan varian L300 dengan mesin diesel. L300 mesin diesel ini memang memiliki tenaga yang lebih kecil daripada mesin bensin.
Mobil legendaris ini hanya mampu menyemburkan tenaga 65 ps di putaran 4.200 rpm. Tetapi L300 diesel memiliki torsi yang lebih besar dengan 137 Nm pada 2.000 rpm. Kubikasi versi diesel ini pun cukup besar, yakni 2,3 liter. Ia socok untuk mobil angkut barang.
3. Colt L300 varian diesel makin berjaya
Selama empat tahun mesin diesel ini bertahan, namun mengalami peningkatan kubikasi menjadi lebh besar 2,5 liter. Varian diesel menggunakan mesin berkode 4D56 Astron yang menghasilkan tenaga lebih besar lagi. Tak tanggung-tanggung spesifikasi bore-nya 91,1 mm dan stroke 95 mm. L300 varian diesel mampu menyemburkan daya puncak 74 PS di putaran 4.200 rpm dan torsi maksimal 142 Nm pada 2.500 rpm.
4. Varian bensin tak dijual lagi sejak tahun 2000
Setelah lama menjual dua varian bensin dan diesel, akhirnya pada tahun 2000 Mitsubishi memutuskan untuk tidak lagi menjual varian bensin. Ini karena varian bensin yang tak lagi popular. Untuk varian mesin diesel dengan kode 4D56 justru bertahan hingga saat ini dan menjadi primadona kendaraan niaga ringan. Mesin lebih irit dengan perawatan yang mudah serta tangguh ini menjadi alasan mengapa L300 varian diesel tetap diminati hingga sekarang.
5. Kini L300 hadir dalam 3 varian dengan mempertahankan desain sederhana
Mitsubishi Colt L300 saat ini tetap mempertahankan desain sederhana namun tangguh di jalanan. L300 hadir dalam tiga varian, yakni Cab Chassis, Pick Up Standart Deck, dan Pick Up Flat Bed. Untuk Colt L300 Cab Chassis bisa didapatkan dengan harga Rp 186 juta on the road DKI Jakarta. Sedangkan Pick Up Standard Rp 190.500.000, dan Pick Up Flat Bed menjadi yang termahal seharga Rp 191 juta. (IDN Times)
Segmen kendaraan komersial ringan di Indonesia diramaikan banyak pemain. Salah satunya, Mitsubishi dengan mobil andalannya, L300. Kendaraan komersial ini memiliki sejarah cukup panjang. Hadir pertama kali sebagai model global, L300 di pasar luar Jepang dinamai Delica.
Di Indonesia sendiri, L300 mulai dipasarkan pada 1981. Saat itu, varian mesin yang ditawarkan hanya satu, berkubikasi 1,4 liter dengan jenis bahan bakar bensin. Pilihan mesin ini bertahan selama 3 tahun, hingga pada 1984, digantikan dengan kapasitas 1,6 liter. Mesin berkode 4G32 Saturn itu, dibekali sistem transmisi 5-percepatan. Keluaran tenaganya mencapai 72 PS di putaran 5.000 rpm dan torsi 127 Nm pada 3.000 rpm.
Di tahun yang sama, Mitsubishi turut bermain di varian mesin diesel. Kubikasinya cukup besar, yakni 2,3 liter. produksi tenaganya memang lebih kecil, hanya 65 ps di putaran 4.200 rpm, tetapi torsinya lebih besar, 137 Nm pada 2.000 rpm. Makanya cocok digunakan sebagai kendaraan angkut barang.
Mesin diesel ini bertahan 4 tahun, kemudian digantikan kubikasi lebih besar, 2,5 liter. Mesin berkode 4D56 Astron ini, menghasilkan tenaga yang lebih besar lagi. Spesifikasi bore-nya 91,1 mm dan stroke 95 mm. Dengan formula itu, L300 varian diesel dapat mengeluarkan daya puncak 74 ps di putaran 4.200 rpm dan torsi maksimal 142 Nm pada 2.500 rpm.
Cukup lama L300 ditawarkan dalam dua varian, hingga mesin bensin diputuskan untuk tak dipasarkan lagi pada tahun 2000. Soalnya, varian bensin tidak begitu populer. Justru mesin diesel 4D56 Astron yang bertahan hingga sekarang. Selain karena mudah diperbaiki, mesin diesel konvesional L300 juga sudah terbukti tangguh menghadapi berbagai kondisi.
Yang menarik, Mitsubishi Indonesia seolah tak ingin melepaskan karakter tampilan L300. Walau sudah mengalami perubahan, tetapi gayanya masih terkesan klasik. Desain dasar L300 seolah terhenti sejak generasi kedua. Generasi itu seolah abadi karena terkenal akan ketangguhannya. Posisi mesin tetap diletakkan di bawah jok. Konfigurasi ini bertujuan memaksimalkan dimensi, sehingga mengizinkan L300 memiliki kabin yang lapang, sekaligus ruang angkut luas untuk varian pikap. Selain itu, layout mesin ini memaksimalkan visibiltas pengemudi, lantaran tak ada kapnya.
Tampangnya turut diberikan sedikit aksen modern dengan motif garis dan segitiga seperti grille Mitsubishi terkini. Tapi bentuk kepalanya yang masih kotak, tak bisa menghilangkan jejak retro. Beberapa fitur ikut ditingkatkan, selain agar tampilannya lebih modern, juga memperkuat kegunaan. Contohnya lampu depan yang tak lagi berbentuk bulat, namun kotak. Kemudian sudah ada power steering, sehingga pengendara lebih mudah mengendalikan kendaraan, serta tak cepat lelah ketika bermanuver khususnya pada kecepatan rendah.
Mitsubishi L300 model terakhir ditawarkan dalam 4 varian: pikap standar, pikap flatdeck, bus chassis dan cab chassis. Keempatnya sudah diproduksi secara lokal, sehingga banderolnya kompetitif. Berikut harganya: pikap standar (Rp 175 juta), pikap flatdeck (Rp176,5 juta), bus chassis (Rp 176,5 juta) dan cab chassis (Rp 171,5 juta). Keseluruhan harga merupakan OTR Jabodetabek.
Secara dimensi, L300 varian pikap memiliki panjang 4.170 mm, lebar 1.700 mm dan tinggi 1.845 mm. Jarak antar rodanya 2.200 mm dengan ground clearance 200 mm. Spesifikasi itu menjadikan L300 cocok untuk menghadapi berbagai medan. Sebagai angkutan komersial, ground clearance yang tinggi diperlukan, lantaran kondisi jalan yang dilewati beragam dan berfungsi mengangkut barang banyak. Adapun ukuran bak belakangnya, panjang 2.425 mm, lebar 1.440 mm dan tinggi 1.380 mm.
Untuk varian bus chassis memiliki panjang 4.195 mm, lebar 1.695 mm dan tinggi 1.820 mm. Sedangkan cab chassis dimensinya sedikit berbeda dengan bus chassis. Panjangnya 5.150 mm, lebar 1.700 mm dan tinggi 1.805 mm. Baik sumbu roda dan ground clearance-nya sama dengan varian pikap. Guna menunjang kenyamanan berkendara dengan jarak perjalanan yang cukup jauh, Mitsubishi membekali tangki bahan bakar berkapasitas 47 liter.
Pengendalian, kenyamanan dan kemampuan angkutnya juga ditunjang pengaplikasian suspensi double whisbone dan coilspring di bagian depan. Sedangkan di belakangnya mengusung semi eliptic leaf spring. Sektor keamanan pengeremannya sudah menggunakan cakram berventilasi di bagian depan. Walau teromol masih dipakai untuk roda belakang, tetapi itu sudah cukup untuk mengoptimalkan pengereman. (Hfd/Odi)
Baca Juga: Evolusi Suzuki Jimny dari Generasi ke Generasi
Mitsubishi L300 merupakan salah satu pick up yang melegenda di Indonesia. Kendaraan niaga ringan ini modelnya seolah ‘abadi’ sejak meluncur pada 1980-an silam. Dengan minimnya kelemahan, Mitsubishi L300 menjadi legenda hidup yang tetap eksis hingga sekarang.
L300 telah memiliki sejarah panjang sebelum masuk ke Indonesia. Untuk versi global, L300 dijual sebagai Delica dan sempat berlaga di ajang balap bergengsi. Masuk ke Indonesia sebagai L300, kendaraan ini dipercaya untuk angkutan barang dan penumpang.
Uniknya, beberapa tahun lalu Mitsubishi merilis Delica sebagai sebuah MPV premium untuk segmen menengah atas. Di saat yang sama, L300 juga tetap dijual sebagai kendaraan niaga. Padahal, kedua model ini punya moyang yang sama namun kini nasibnya berbeda.
Mitsubishi L300 saat diluncurkan, mempunyai 2 varian, pertama adalah mobil dengan bahan bakar solar dan yang kedua menggunakan bensin. Sayangnya, varian bensin kalah pamor dibandingkan yang solar dan kini telah punah. Padahal, L300 bensin ini lebih baik dari segi akselerasinya.
Perjalanan Mitsubishi L300 di Indonesia
Mitsubishi L300 pertama kali hadir di tahun 1981 menggunakan mesin bensin 1.4 Liter inline-4. Selanjutnya di tahun 1984, Mitsubishi melakukan perbaikan sektor jantung pacu pada L300. Update saat itu dengan memberikan 2 pilihan mesin baru, yakni versi bensin dan diesel.
Versi bensin, mesin yang digunakan adalah 1.6 Liter inline-4, sedangkan versi diesel menggunakan mesin 2.3 dan 2.5 Liter Inline-4. Berdasarkan kesan pengguna, L300 2.5 Liter lebih mendapatkan sambutan baik dari masyarakat. Mesin bensin pun tersingkir karena lebih boros dari versi L300 yang mengunakan mesin diesel.
Versi 2.3 liter juga disambut baik meskipun tenaganya memang kecil, hanya 65 ps di putaran 4.200 rpm. Namun, varian ini torsinya jelas lebih besar dibanding mesin bensin, yaitu 137 Nm pada 2.000 rpm. Untuk itu, L300 bermesin 2.3 liter cocok digunakan sebagai kendaraan angkut barang.
Varian mesin diesel 2.5 hadir sebagai upgrade versi 2.3 liter, namun sempat dijual bersamaan antara keduanya. Formulasi mesin diesel 4-silinder 2.5 liter menghasilkan tenaga 74 ps di putaran 4.200 rpm dan torsi maksimal 142 Nm pada 2.500 rpm.
Varian bensin 1,6 liter berkode 4G32 Saturn sebenarnya masih bertahan sampai tahun 2000-an, namun hanya berupa pelengkap saja. L300 bermesin diesel 4D56 Astron bahkan terus bertahan hingga sekarang. Mesin ini mudah diperbaiki, dan juga sudah terbukti tangguh menghadapi berbagai kondisi.
Mitsubishi L300, Kendaraan Minim Facelift Sejak 1981
Perkembangan Mitsubishi Delica di pasar Internasional begitu cepat, berevolusi menjadi minibus dengan kemampuan off road mumpuni. Sementara itu di Indonesia, L300 nasibnya tak kunjung berubah hanya sebagai mobil angkutan barang dan angkutan penumpang komersil. Desainnya tidak banyak berubah, dan style kotak ini merupakan peninggalan sejak generasi kedua.
Untuk membedakannya, bentuk L300 generasi pertama bisa kita kenali dengan kabin yang kotak dan lampu depan bulat besar melotot. Merek “Mitsubishi” berukuran besar terpampang persis di tengah-tengah kedua lampu utama. Nah, masuk di generasi kedua, desain headlamp berubah menjadi kotak.
Mitsubishi Indonesia sepertinya tak ingin melepaskan karakter penampilan L300. Gayanya masih saja klasik khas mobil 80-an dan posisi mesin tetap diletakkan di bawah jok. Pada versi terakhir, terdapat aksen modern dengan motif garis dan segitiga seperti grille Mitsubishi terkini.
Sayangnya, bentuk kepalanya masih tetap kotak, begitu juga versi minibus dengan bentuk body yang tak berubah kecuali lampu belakang. , L300 sebenarnya sudah mengalami 5 kali ‘evolusi’. Perbedaan dengan versi lawas yaitu lampu depan yang tak lagi berbentuk bulat, namun kotak.
Mitsubishi L300 begitu tenarnya, bahkan punya julukan lokal yaitu Elsapek, sebutan eL 300 dalam bahasa China Hokian. Interior Elsapek juga tetap “seadanya”, karena lebih mengutamakan kelegaan kabin. Sekalipun sudah masuk abad 21, perpindahan gigi Elsapek masih tetap di balik setir seperti mobil lawas.
Pada versi pikap, Elsapek sangat dicintai karena sasisnya yang luar biasa kuat. Sudah bukan rahasia lagi, masyarakat Indonesia sering memuat barang sampai overload dan tidak pernah ada masalah di kaki-kaki Elsapek.
Dalam istilah orang Jawa, mobil ini adalah gapuro kabupaten, saking tangguhnya dan tetapn bertahan sampai sekarang. Begitu lawasnya desain dan minim ubahan, pengguna Elsapek kadang menyebut mobil mereka ini sebagai mobil dinas peninggalan jaman Majapahit.
Mitsubishi L300, Kendaraan Multifungsi
Mitsubishi Colt L300 umumnya digunakan untuk angkutan distribusi barang dan jasa, atau antar jemput penumpang dan travel antar kota. Tidak jarang, L300 juga dipakai sebagai mobil angkutan kota. Mobil ini jadi favorit karena dimensinya yang pas, tidak terlalu besar tapi juga tidak kekecilan.
Ukurannya proporsional untuk angkutan penumpang dan barang. Untuk versi minibus kabinnya cukup lega untuk bisa memuat 10 – 12 orang penumpang. Bila digunakan sebagai mobil travel eksekutif, maka kapasitasnya menyusut, jadi 8-10 penumpang saja
Dimensi L300 varian pikap memiliki panjang 4.170 mm, lebar 1.700 mm dan tinggi 1.845 mm. Jarak wheelbase 2.200 mm dengan ground clearance 200 mm. Ukuran bak belakangnya yaitu memiliki panjang 2.425 mm, lebar 1.440 mm dan tinggi 1.380 mm. Pada dasarnya, L300 memang di desain khusus untuk dijadikan mobil pengangkut barang.
Sementara itu, bus chassis memiliki dimensi panjang 4.195 mm, lebar 1.695 mm dan tinggi 1.820 mm. Setelah masuk karoseri, L300 versi minibus memiliki konfigurasi kursi 4 baris x 3 penumpang. Tangki bahan bakar untuk pikap dan bus chassis berkapasitas 47 liter.
Baik versi penumpang atau pikap angkutan barang, keduanya punya kelebihan jago di tanjakan, karena tenaga yang selalu terisi di putaran bawah hingga putaran tinggi. Ini membuat Elsapek bisa diajak lari kencang juga, dengan sasis yang kuat walau sering overload muatan.
Kelebihan lainnya, pengereman Elsapek sudah menggunakan cakram berventilasi di bagian depan. Rem teromol masih dipakai untuk roda belakang, tetapi itu sudah cukup untuk mengoptimalkan pengereman. Sejak 2007, L300 mendapat fitur power steering yang membuat pengemudi tidak perlu susah payah memutar setir.
Interior Sederhana Elsapek Minibus
Sekalipun sudah masuk 2019, tidak banyak update yang dilakukan pada sisi interior L300. Minibus ini hanya mengandalkan dimensi yang lega, namun fitur sederhana. Demi membuat nyaman, Mitsubishi telah menyematkan AC Double Blower, reclining seat untuk tiap kursi, dan head unit untuk memutar cd/mp3 player.
Penyimpanan barang versi minibus sebenarnya cukup sempit, karena terdesak kursi paling belakang. Untuk memudahkan dalam menyimpan barang, pihak karoseri biasanya membuatkan pintu belakang. Tapi tetap saja tidak sebanding, bila diadu dengan Hiace terbaru yang memiliki atap tinggi sehingga bagasi lebih besar.
Kelemahan Mitsubishi L300, Boros saat Sarat Muatan
Di balik tenaga dan torsinya yang jempolan, L300 minumnya kuat. Konsumsi solarnya cukup banyak, apabila L300 membawa muatan yang banyak dan jalan menanjak. Namun, bila dibandingkan dengan tenaga maupun torsi ketika membawa muatan, borosnya konsumsi solar masih dianggap wajar dan dimaklumi.
Setelah dihapusnya varian bensin, kini L300 hanya tersisa varian diesel. Akselerasinya khas truk, yang kurang nendang. Selain itu, getaran yang dihasilkan oleh mesin diesel lebih besar dan suaranya lebih kasar. Bila digunakan sebagai mobil travel kelas eksekutif, hawa panas dan getaran mesin sedikit mengganggu penumpang.
Penulis: Yongki
Editor: Lesmana